Tulisan ini akan merangkum seluruh Perbedaan KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi, baik dari sisi skema, persyaratan serta kelebihan & kekurangannya.
Membeli rumah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Tapi, begitu masuk ke dunia kredit pemilikan rumah (KPR), Anda akan dihadapkan pada dua pilihan utama: KPR subsidi atau KPR komersial.
Kedua opsi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan kondisi finansial Anda. Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaannya sehingga Anda bisa membuat keputusan yang paling tepat.
Bayangkan Anda sedang membeli sepatu. Anda tentu tidak ingin sepatu yang terlalu besar atau terlalu kecil, bukan? Sama halnya dengan KPR.
Jika salah memilih, Anda mungkin merasa sesak dengan cicilan yang terlalu besar atau malah kehilangan manfaat yang sebenarnya bisa Anda nikmati. Oleh karena itu, memahami jenis KPR adalah langkah awal menuju rumah impian Anda.
Di Indonesia, KPR umumnya dibagi menjadi dua kategori : KPR rumah subsidi dan KPR komersial.
KPR subsidi adalah program pemerintah yang dirancang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah.
sedangkan KPR komersial ditawarkan oleh bank dengan fleksibilitas yang lebih besar, tetapi tanpa bantuan pemerintah.
KPR subsidi adalah program pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dalam program ini, pemerintah memberikan berbagai bantuan seperti suku bunga rendah dan subsidi uang muka.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada tahun 2022, Indonesia masih memiliki backlog perumahan sebesar 12,75 juta unit, sehingga KPR subsidi menjadi solusi strategis.
KPR subsidi tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang. Pemerintah telah menetapkan kriteria tertentu, seperti:
Selain itu, usia pemohon biasanya harus berada di rentang produktif, yaitu 21-40 tahun, tergantung kebijakan bank penyalur. Jika Anda memenuhi kriteria ini, maka Anda bisa mendaftar KPR subsidi dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi, seperti:
Namun, KPR subsidi juga memiliki kekurangan, seperti keterbatasan pilihan karena lokasi rumah yang seringkali berada di pinggiran kota. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan aksesibilitas ke tempat kerja atau fasilitas umum lainnya.
Berbeda dengan KPR subsidi, KPR komersial adalah produk bank tanpa campur tangan pemerintah. Di sini, bank menentukan bunga dan syarat sesuai kebijakan mereka.
Fleksibilitasnya memang lebih besar, tetapi Anda harus siap dengan biaya yang lebih tinggi. Dikuti dari Situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suku bunga KPR komersial di Indonesia berkisar antara 7-12%, tergantung pada tenor dan jenis pinjaman.
Proses pengajuan KPR komersial cenderung lebih fleksibel dibandingkan subsidi. Namun, bank biasanya memiliki standar tertentu, seperti:
Beberapa bank bahkan menawarkan fasilitas KPR online, yang memungkinkan Anda mengajukan aplikasi secara digital tanpa perlu datang langsung ke cabang.
Sebagai tips, Anda bisa memilih bank yang menawarkan “fixed rate” (bunga tetap) untuk beberapa tahun pertama sebelum beralih ke bunga mengambang.
Aspek | KPR Subsidi | KPR Komersial |
---|---|---|
Suku bunga | Tetap (5%) | Mengambang/Tetap |
Batas pendapatan | Maksimal Rp 5 juta | Tidak ada batasan |
Lokasi dan tipe | Sebagian besar berada di pinggiran kota, yang harga tanahnya masih terjangkau oleh developer | Bebas |
Subsidi pemerintah | Ada | Tidak ada |
Memilih KPR subsidi atau komersial sangat tergantung pada kebutuhan dan kemampuan Anda. Jika Anda ingin cicilan yang lebih ringan dengan syarat tertentu, KPR subsidi bisa menjadi pilihan. Namun, jika Anda mengutamakan fleksibilitas dan memiliki kemampuan finansial lebih, KPR komersial lebih cocok.
Beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda menentukan pilihan:
Selain itu, jangan lupa untuk mempertimbangkan biaya tambahan seperti asuransi properti, notaris, dan pajak, yang dapat memengaruhi total biaya KPR Anda.
Sebelum memutuskan, pastikan Anda telah mengevaluasi kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Jangan sampai keputusan ini menjadi beban di masa depan. Gunakan kalkulator KPR online yang tersedia di situs bank untuk menghitung simulasi cicilan Anda.
Jika Anda adalah MBR dan memenuhi syarat, jangan ragu untuk mengambil KPR subsidi. Program ini dirancang untuk meringankan beban Anda dalam memiliki rumah pertama. Namun, pastikan Anda memilih pengembang yang terpercaya agar terhindar dari risiko keterlambatan pembangunan atau kualitas rumah yang buruk.
Sebagai tambahan, pastikan Anda memanfaatkan promo atau diskon yang sering ditawarkan bank, terutama di pameran properti.
Salah satu cerita inspiratif datang dari Andi, seorang guru yang berhasil memiliki rumah melalui KPR subsidi. Dengan gaji Rp4 juta per bulan, ia merasa terbantu dengan suku bunga tetap dan subsidi uang muka. “Kalau bukan karena program ini, mungkin sampai sekarang saya masih ngontrak,” ujarnya.
Berbeda dengan Sinta, seorang pengusaha yang memilih KPR komersial karena ingin rumah yang lebih luas di lokasi strategis. “Memang cicilannya lebih berat, tapi saya puas dengan kebebasan yang saya dapatkan,” katanya.
Cerita lainnya datang dari pasangan muda, Rina dan Budi, yang memanfaatkan KPR subsidi untuk membeli rumah pertama mereka. Meskipun rumahnya berada cukup jauh dari pusat kota, mereka merasa senang karena akhirnya memiliki rumah sendiri dengan biaya yang terjangkau.
Pada akhirnya, pilihan antara KPR subsidi dan KPR komersial sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi finansial Anda. Jika Anda membutuhkan solusi yang terjangkau dan memenuhi syarat, KPR subsidi adalah pilihan terbaik. Namun, jika fleksibilitas adalah prioritas Anda, maka KPR komersial lebih cocok.
Jangan lupa, memiliki rumah adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan perencanaan matang. Pilihlah KPR yang sesuai dengan kebutuhan Anda agar prosesnya berjalan lancar.
Tidak. Salah satu syarat utama KPR subsidi adalah rumah tidak boleh diperjualbelikan dalam jangka waktu tertentu (biasanya 5-10 tahun).
Anda bisa melunasi KPR subsidi terlebih dahulu, kemudian menjual rumah tersebut untuk membeli properti lain melalui KPR komersial.
Semoga panduan ini membantu Anda membuat keputusan yang tepat. Selamat berburu rumah impian Anda!
Apa Itu Turun Plafon dalam KPR dan Mengapa Anda Perlu Memahaminya? Sedang dalam proses mengajukan…
Siapa bilang rumah subsidi tidak bisa terlihat mewah? Banyak orang masih memandang sebelah mata Desain…
Mengungkap Misteri: Mengapa Jakarta Tidak Memiliki Rumah Subsidi? Mimpi Bisa Memiliki Rumah Subsidi Di Jakarta,…
Ada baiknya sebelum kamu memilih hunian dari pemerintah ini, kamu mengetahui berapa Cicilan KPR Subsidi…
Mengapa Membeli Rumah Pertama Adalah Langkah Besar? Sering Mendenggar Istilah Developer Bodong? Proyek mangkrak? Dan…
Keuntungan Membeli Rumah Secepat Mungkin untuk Keluarga Muda Sebelum kamu semakin bimbang ada baiknya kamu…